Welcome to my Blog

hanya sebuah blog sederhana dari seorang
pemula dan seorang pembelajar,
mencintai BIOLOGI adalah mencintai
dan mensyukuri keindahan,
keajaiban
serta keagungan Sang Maha Pencipta...
maka belajar terus adalah sebuah proses
yang menyelaraskan semuanya.

KINGDOM ANIMALIA

0 komentar

CIRI CIRI MORFOLOGI KINGDOM ANIMALIA

Ciri-ciri umum :
-  struktur sel merupakan sel yang eukariotik
-  merupakan organisme multiseluler (bersel banyak)
-  bersifat herterotrof, mengubah molekul organik menjadi molekul 
   anorganik

Ciri lain :
-  tidak memiliki dinding sel yang menyokong tubuh 
-  terdapat  dua jenis jaringan yang bertanggung jawab atas penghantaran 
   impuls dan pergerakan, yaitu jaringan saraf dan jaringan otot. 
-  sebagian besar hewan bereproduksi secara seksual.  
mempunyai bentuk tubuh dan alat-alat tubuh yang bervariasi. 
   Variasi bentuk tubuh dapat dikategorikan dengan melihat bentuk 
   simetri tubuhnya.

Berdasarkan simetri tubuhnya :
- simetri radial, bagian tubuh yang tersusun melingkar. Jika bagian tubuhnya 
  dipotong akan dihasilkan potongan-potongan tubuh dengan bentuk yang sama. 
  Hewan dengansimetri radial ini hanya mempunyai bagian puncak yang 
  disebut sisi oral dan bagian dasar yang disebut sisi aboral
  Hewan yang termasuk dalam kelompok ini meliputi Porifera,  
  Coelenterata, dan Echinodermata.  
  Hewan dengan bentuk tubuh radial sering disebut hewan radiata
- simetri bilateral,  bagian tubuhnya tersusun bersebelahan dengan 
  bagian lainnya.
  Dengan demikian, jika hewan tersebut dipotong melalui mulut dan anusnya, 
  kita akan mendapatkan bagian yang sama antara sisi kiri dan sisi kanan. 
  Hewan bersimetri bilateral ini mempunyai sisi atas (dorsal) dan sisi bawah 
  (ventral), sisi kepala atau sisi depan yang disebut anterior dan sisi ekor 
  atau sisi belakang yang disebut posterior.  

tipe simetri tubuh animalia A. radial  B. bilateral
Berdasarkan lapisan tubuh yang menyusunnya, 
hewan dikelompokkan:
- diploblastik, dibangun oleh dua lapisan tubuh
  - ektoderm (epidermis) : lapisan paling luar
  - endoderm (gastrodermis) : lapisan dalam/berupa rongga
- triploblastik. dibangun oleh tiga lapisan tubuh: 3 lapisan lembaga :
  -  ektoderm
  -  mesoderm
  -  endoderm.
  Beberapa hewan triploblastik ada yang mempunyai rongga tubuh, 
  tetapi ada juga yang belum mempunyai rongga tubuh. 
  Berdasarkan ada tidaknya rongga tubuh, hewan triploblastik 
  dapat dibedakan menjadi  :
  - Aselomata : hewan yang belum mempunyai rongga tubuh, 
    artinya tubuhnya padat tanpa rongga antara usus dan tubuh terluar. 
    Pada hewan semacam ini mesoderm membentuk struktur yang 
    kompak sehingga selom (rongga tubuh) tidak terbentuk. 
    Contoh Aselomata yaitu Platyhelminthes atau cacing pipih.
  - Pseudoselomata : Hewan ini mempunyai rongga tubuh semu,
    mesodermnya belum membentuk rongga yang sesungguhnya 
    karena mesodermnya belum terbagi menjadi lapisan dalam 
    dan lapisan luar. Rongga yang terbentuk berisi cairan yang 
    memisahkan alat pencernaan dengan dinding tubuh bagian luar.
    Hewan yang termasuk Pseudoselomata adalah Rotifera dan 
    Nemathelminthes (cacing gilig). 
  -Selomata. Hewan semacam ini, mesoderm dipisahkan oleh 
    rongga tubuh yang terbentuk menjadi dua lapisan, yaitu 
    lapisan dalam dan lapisan luar. Kedua lapisan tersebut 
    mengelilingi rongga dan menghubungkan antara dorsal 
    dan ventral membentuk mesenterium yang berfungsi 
    sebagai penggantung organ dalam. 
    Hewan Selomata meliputi Annelida sampai Chordata. 
    
    Berikut gambar yang menjelaskan  lapisan-lapisan tubuh 
    dan pembentukan rongga tubuh pada invertebrata:

Selengkapnya...

MAAFKAN AKU JIKA....

1 komentar

Cinta tak pernah memilih ruang dan waktu untuk tumbuh
Musim tak pernah memaksanya untuk layu atau berkembang
Hanya hati ketika ada cinta
dapat memahami rahasia cinta

Aku tidak menyerumu...
untuk mengimbangi hatiku...
Jika aku ada
Mungkin hanya ada
Bisa kau anggap tiada
Aku tak kan pernah bisa menjelma nyata dihidupmu
Tuhan memang memegang segala rahasia
Tapi manusia memiliki ruang logika
.........
maafkan aku jika aku ada pada hatimu
yang lelah kau jaga. Selengkapnya...

SEMATA CINTA

0 komentar

Belum terang tanah
ketika kutinggalkan rumah,
anak yang masih tertidur lelap...
dan dapur yang tak sempat hangat...
demi apa kupacu langkahku ketika lampu jalanan saja masih benderang...
sementara ketika tiba...
ruang-ruang masih lengang...
di mana gerangan anak-anak masa depan
yang kukhawatirkan...?!
....
ketika aku pulang...
matahari sudah membentuk bayangan memanjang...
kadang aku sudah diintip bulan separuh di langit yang memucat...
rumahku hanya tempat mengadukan penat...
dan anak bergelayut manja ditatapku yang mulai berat..
Tuhan...telah kupertaruhkan semua hidupku dan cintaku
Mungkin tak adil terbagi...
Tapi kepada Mu-lah..
Segala pengharapanku tertuang...
Karena kecintaan ini...
Semata cintaku pada-Mu Selengkapnya...

TEKNIK HIBRIDOMA DALAM PEMBENTUKAN ANTIBODI MONOKLONAL

4 komentar

Teknik hibridoma adalah teknik pembuatan sel yang dihasilkan dari fusi 

(penggabungan) antara   sel B  limfosit  dengan sel kanker (jenis mieloma NS-1).
 Sifat dari sel hibridoma ini adalah immortal (sel abadi karena mampu bertahan 
 hidup, membelah dan memperbanyak diri dalam jumlah tak terbatas dalam 
 media kultur)

Proses pembuatan dari sel hibridoma : 
1. proses imunisasi dengan menggunakan antigen  tertentu yang disuntikan ke 
   dalam tubuh  mencit (Mus musculus)* 
2. sel B-limfosit mencit akan merespon antigen sehingga terbentuk antibodi 
3  pemisahan  sel B-limfosit yang sudah mengandung antibodi dari organ limpa mencit
4. sel B-limfosit kemudian  difusikan dengan sel kanker immortal menghasilkan 
    sel hibridoma
5. fusi sel hibridoma ini dilakukan dengan membuat membran sel menjadi
    lebih permeabel sehingga kedua sel bisa menyatu
6. sel hibridoma kemudian diklon pada kultur sel sehingga dihasilkan banyak sel yang
    memiliki anti bodi tertentu sehingga dikenal dengan antibodi monoklonal yang bisa
    disimpan lama dalam keadaan dibekukan



Tahapan Pembentukan Antibodi Monoklonal



* hewan yang mudah dijumpai di rumah-rumah dan 
   dikenal sebagai hewan pengganggu karena kebiasaannya 
   menggigiti mebel dan barang-barang kecil lainnya, 
   serta bersarang di sudut-sudut lemari. 
   Hewan ini diduga sebagai mamalia terbanyak kedua di 
   dunia, setelah manusia.  
Selengkapnya...

DOLLY : ORGANISME HASIL CLONING SEL

1 komentar


Kloning berasal dari kata ‘clone’, artinya mencangkok. Secara sederhana bisa dipahami, teknik ini adalah cara reproduksi vegetatif buatan yang dilakukan pada hewan dan atau manusia. Seperti yang kita ketahui bahwa mayoritas hewan (termasuk manusia) hanya bisa melakukan reproduksi generatif (kawin) yang dicirikan adanya rekombinasi gen hasil proses fertilisasi ovum oleh sperma. Sedangkan pada reproduksi vegetatif tidak ada proses tersebut, karena individu baru (baca: anak) berasal dari bagian tubuh tertentu dari induknya. Dengan teknik kloning, hewan dan manusia bisa diperbanyak secara vegetatif (tanpa kawin).
Teknik ini melibatkan dua pihak, yaitu donor sel somatis (sel tubuh) dan donor ovum (sel gamet). Meskipun pada proses ini kehadiran induk betina adalah hal yang mutlak dan tidak mungkin dihindari, tetapi pada proses tersebut tidak ada fertilisasi dan rekombinasi (perpaduan) gen dari induk jantan dan induk betina. Ini mengakibatkan anak yang dihasilkan memiliki sifat yang (boleh dikatakan) sama persis dengan ‘induk’ donor sel somatis.
Langkah-langkah klonning domba 
1.  pengambilan sel  puting susu seekor domba yangmerupakan sel somatis 
    (sel tubuh)
2.  Dari domba betina lain diambil sebuah ovum (sel telur) yang kemudian 
    dihilangkan inti selnya. 
3.  Proses berikutnya adalah fusi (penyatuan) dua sel tersebut dengan 
     memberikan kejutan listrik yang mengakibatkan ‘terbukanya’ membran 
     sel telur sehingga kedua sel bisa menyatu. Dari langkah ini telah diperoleh 
     sebuah sel telur yang berisi inti sel somatis. Ternyata hasil fusi sel tersebut 
     memperlihatkan sifat yang mirip dengan zigot, dan akan mulai melakukan 
     proses pembelahan.
4.  Sebagai langkah terakhir, ‘zigot’ tersebut akan ditanamkan pada rahim 
     induk domba betina, sehingga sang domba tersebut hamil. Kemudian domba 
     tersebut melahirkan domba  yang dinamakan Dolly yang memiliki sifat sama 
     dengan domba donor sel puting susu tersebut di atas.

Selengkapnya...

Ti PLASMID

0 komentar



Ti Plasmid  adalah vektor alamiah yang digunakan untuk mentransfer DNA ke dalam sel tanaman. Bakteri yang membawa plasmid Ti (contohnya Agrobacterium tumefaciens) dapat menyebabkan tumor pada tanaman yang disebut crown gall, terutama tanaman dikotil. Pada sebagian besar plasmid Ti, terdapat lima kompleks gen, yaitu T-DNA (bagian yang ditransfer dan menyatu dengan genom tanaman sehingga), gen virulen (vir) yang terdiri dari 50 kilo-basa untuk mengatur proses transfer T-DNA ke dalam DNA tanaman, gen tra/trb yang mengatur perpindahan plasmid Ti antarbakteri, bagian yang mengatur sistem replikasi plasmid, dan bagian gen yang menyandikan molekul opin. Molekul opin ini akan dihasilkan oleh jaringan tanaman yang terinfeksi bakteri pembawa Ti plasmid 

Ti Plasmid dapat digunakan dalam pembuatan Tanaman Transgenik 
berikut ini tahapan pembuatan tanaman transgenik :




1. Ekstraksi  DNA dari plasmid Agrobacterium tumafaciens menggunakan teknik 
    PCR (polymerase chain reaction)*. Pemotongan dan Penggabungan/
    penyisipan  DNA yang dipilih melibatkan enzim restriksi dan ligase
2. Pengklonan gen oleh bacteria vektor sehingga dihasilkan  DNA yang 
    diharapkankemudian klon gen Agrobacterium tumafaciens diintroduksi/
    ditransformasi  ke dalam kultur sel tumbuhan.
3. Multifikasi dan regenerasi bagian-bagian tumbuhan sehingga terbentuk 
    tumbuhan dengan sifat yang baru 

berikut gambar lain yang bisa mendukung pemahaman tahapan pembentukan tanaman transgenik 


Proses transfer gen secara lengkap :
1). Melakukan skuensing pada DNA untuk gen yang akan diubah diidentifikasi dan 
     diperoleh dari organisme donor (bakteri). Skuensing ini dapat dilakukan 
     dengan mengacu pada informasi yang diketahui berkaitan dengan urutan dari 
     gen yang akan dipilih.
     Selanjutnya diikuti dengan pemindahan gen dari organisme donor.
2). Gen yang diinginkan dikeluarkan dari organisme donor melalui penggunaan enzim 
     spesifik yang dikenal sebagai enzim restriksi.
3). Gen yang diinginkan kemudian dipolimer melalaui polimerase chain reaction 
     (PCR), yaitu metode untuk memperkuat DNA dan menghasilkan sejumlah gen 
     yang bisa diterapkan.
4). Setelah diperoleh, ada beberapa cara untuk mentransfer gen donor ke dalam sel 
     organisme target. Pada beras, digunakan proses yang lebih canggih. 
     Pada proses elektroporasi ini, dimana enzim khusus pendenaturasi dinding sel 
     melepaskan dinding sel dari selnya. Kemudian sel-sel akan menjadi protoplas, 
     yaitu sel-sel tumbuhan yang dilucut dinding selnya tetapi masih dilapisi 
     membran selular. 
     Tahap elektroporasi berikutnya, yaitu dikejutkan dengan listrik tegangan 
     tinggi melalui larutan yang mengandung protoplas. Kejutan listrik ini 
     menyebabkan membran untuk sementara tidak stabil dengan membentuk 
     pori-pori kecil. Melalui pori-pori sementara ini, DNA gen donor dapat 
     disuntikkan. DNA diinjeksikan dalam bentuk transfer plasmid yang dipindahkan 
     ke kromosom dan menjadi satu dalam DNA tanaman. Tidak lama setelah 
     pemberian kejutan listrik dan injeksi, sel membran terbentuk kembali. 
     Dinding sel juga terbentuk kembali melalui proses pembalikan.
5). Sel-sel yang baru saja diubah tersebut kemudian dikultur untuk menghasilkan 
     jenis sel yang unik yang membentuk organisme.
6). Sel-sel yang dihasilkan kemudian dipindahkan ke dalam lingkungan pertumbuhan 
     biasa di mana gen baru akan diekspresikan ( Bromley ).

* : lihat posting tentang PCR





Selengkapnya...

CLONING GEN

0 komentar




1. Penyisipan fragmen DNA ke dalam plasmid dari cloning vektor

2.  Plasmid dari kloning vektor berisi DNA rekombinan (chimoera) masuk ke host cell







3.  Vektor yang berisi DNA rekombinan mengalami pembelahan 
4,5.  Seleksi dan identifikasi klon bakteri yang mengandung DNA rekombinan
Gen menjadi dasar dalam pengembangan penelitian genetika meliputi pemetaan gen, menganalisis posisi gen pada kromosom.
Hasil penelitian telah berkembang baik diketahuinya DNA sebagai material genetik beserta strukturnya, kode-kode genetik serta proses transkripsi dan translasi dapat dijabarkan.
Suatu penelitian yang merupakan revolusi dalam Biologi modern adalah setelah munculnya metode teknologi DNA rekombinasi atau rekayasa genetika yang inti prosesnya adalah kloning gen yaitu suatu prosedur untuk memperoleh replika yang dapat sama dari sel atau organisme tunggal.


Langkah-langkah dasar Kloning Gen
Ada beberapa langkah dasar dalam Kloning Gen yaitu sebagai berikut :
1. Suatu frkmen DNA yang mengandung gen yang akan diklon diinsersikan pada molekul DNA 

    sirkular yang di sebut vektor untuk menghasilkan chimoera atau molekul DNA rekombiner.
2. Vektor bertindak sebagai wahana yang membawa gen masuk kedalam sel tuan rumah

    ( host ) yang biasanya berupa bakteri, walaupun sel-sel jenis lain dapat di gunakan.
3. Didalam sel host, vektor mengadakan replikasi menghasilkan banyak kopi atau turunan 

    yang identik, baik vektornya sendiri maupun gen yang dibawanya.
4. Ketika sel host membelah, kopi molekul DNA rekombinasi diwariskan pada progeni dan 

    terjadi replikasi vektor selanjutnya.
5. Setelah terjadi sejumlah besar pembelahan sel, maka dihasilkan koloni atau klon sel host 

    yang identik. Tiap-tiap sel dalam klon mengandung satu kopi atau lebih molekul DNA
    rekombinasi dengan demikian dikatakan bahwa gen yang dibawa oleh molekul 
    rekombinasi telah diklon.

Wahana dan ketrampilan dasar untuk Kloning Gen
Komponen penting dalam eksperimen kloning gen adalah wahana yang
membawa gen masuk sel tuan rumah dan bertanggung jawab atas replikasinya.
Untuk dapat bertindak sebagai wahana suatu molekul DNA harus mampu memasuki
sel tuan rumah serta dapat mengadakan replikasi untuk menghasilkan kopi dalam
jumlah besar.
Dua jenis molekul DNA alamiah yang memenuhi persyaratan tersebut adalah :
1. Plasmid, merupakan molekul DNA sirkuler yang terdapat dalam bakteri dan
berbagai organisme lain. Plasmid dapat melakukan replikasi dengan tidak
tergantung pada kromosom sel tuan rumah.
2. Krimosom virus, terutama bakteriofog, yaitu virus yang harus menginfeksi
bakteri pada waktu infeksi molekul DNA bakteriofog diinfeksikan ke dalam sel
tuan rumah, dan kemudian DNA ini mengalami replikasi.
Molekul DNA plasmid dan bakteriofog mempunyai sifat-sifat dasar yang
ditentukan sebagai wahana kloning, namun sifat ini tidak berguna tanpa adanya
tehnik-tehnik eksperimen untuk manipulasi molekul DNA di dalam laboratorium.
Ketrampilan dasar untuk melakukan kloning secara sederhana adalah :
1. Preperasi sampel DNA murni
2. Pemotongan DNA murni
3. Analisis ukuran fragmen DNA
4. Penggolongan molekul DNA
5. Memasukan molekul DNA ke dalam sel tuan rumah
6. Identifikasi sel yang mengandung molekul DNA rekombinasi.
Selengkapnya...