Welcome to my Blog

hanya sebuah blog sederhana dari seorang
pemula dan seorang pembelajar,
mencintai BIOLOGI adalah mencintai
dan mensyukuri keindahan,
keajaiban
serta keagungan Sang Maha Pencipta...
maka belajar terus adalah sebuah proses
yang menyelaraskan semuanya.

MENJADI GURU BAGIKU

sebuah impian....
ya sebuah impian masa kecil yang sederhana. 

masa kecilku tak pernah bersentuhan dengan ragam teknologi yang bisa memberiku banyak gambaran tentang banyak profesi yang bisa aku pilih kelak ketika aku besar, hanya sebuah televisi hitam putih, itupun hanya satu channel pemerintah yaitu TVRI yang lebih sering kita setel diakhir pekan untuk nonton "aneka ria safari" (kalau di setel tiap hari sumber listrik dari aqqi akan cepat habis, karena listrik dari PLN belum masuk ke kampung kami).
Jadi, hanyalah Ayahku sumber inspirasiku, dia seorang guru yang luar biasa...He is my Hero.. Dia memberi gambaran yang sangat simpel untuk sebuah kehidupan. Pengabdian. Kemudian ketika aku masuk SD, aku memperolah gambaran yang unik tentang seorang guru...ya selain Ayahku yang serba tahu, ada bu Yani yang sangat percaya diri ketika mengajar, ada pak rahmat yang sangat bijak, ada guru agama yang ......(aku ngga sebut ah, soalnya dimasa-masa mendatang gambaran seorang guru agama melekat dibenakku dan akhirnya berujung pada persepsi yang tak begitu bagus), ada guru bahasa Indonesia yang menjelaskan secara keliru arti kata "rontok". Semua melekat di benakku sehingga tiba pada kesimpulan " Jika aku menjadi guru, aku akan menjadi guru yang bla...bla...bla..
Ayahku mewariskan sebuah karakter yang tidak biasa...Jiwa yang teguh...disiplin, berani menentang arus, dari setiap pembicaraannya aku terwariskan wawasan yang luar biasa, para pemimpin dunia, intrik politik, sejarah, geografi, sastra, hukum menjadi bahan diskusi kami semenjak aku masih sekolah dasar. Sehingga tanpa aku sadari semua itu telah membentuk cara berfikirku.  Dan yang membuat aku sangat beruntung adalah ketika hampir setiap hari ayahku selalu meminjam buku dari perpustakaan  untuk dibaca. Sejak kecil aku sudah sangat menyukai bacaan.
Aku bukan seorang yang pintar, 
dan aku bukan sosok yang rajin,
aku hanya seorang yang ingin selalu menjadi diri sendiri,
dan
menjadi guru adalah impianku...
kemudian
akhirnya impian itu menjadi kenyataan...
impian yang sederhana itu terwujud ketika dikampungku didirikan sekolah
sekolah yang teramat sederhana
sebuah balai desa yang disekat-sekat untuk dijadikan kelas
tiga tahun disitu memberikan gambaran bahwa menjadi seorang guru adalah pengabdian...
sampai tiba pada keadaan bahwa aku harus memilih
dan menunda impian...
sampai bertahun kemudian
aku berada pada suatu sekolah kelas bawah...kembali aku merajut impian...
lembaran terbuka untuk aku menuangkan segala eksperesiku
dengan segala kontradiksi
aku tetap ingin menjadi seorang guru yang diterima 
dan ternyata aku adalah typikal ayahku
disiplin, berani dan tegas...
pada lingkunganku, karakter itu kadang tidak bisa diterima
cenderung dianggap kurang ajar...
tapi sikapku jelas, 
aku bukan hanya seorang guru yang pintar mengajar
tapi tujuanku adalah mengubah karakter, dulu ayahku bilang bangsa Indonesia memang boleh bangga dengan sikap ramah tamahnya, tapi warisan yang paling ngga bisa dipungkiri bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang pemalas (maaf, bukan untuk mendiskreditkan bangsa sendiri, mungkin ini terjadi karena bangsa indonesia memiliki arena kekayaan alam yang luar biasa), tidak berdisiplin, dan ada warisan selama tigaratus lima puluh tahun penjajahan yaitu bangsa ini menjadi bangsa yang feodal, dimana orang hanya akan dihargai hanya karena status sosial dan ekonominya, apa yang terjadi di negara ini akhirnya ?? Jabatan dan uang menjadi segalanya. Lihatlah kenyataannya...mereka lakukan apa saja untuk memperoleh jabatan, mereka lakukan apa saja untuk memperkaya diri sendiri.
Aku dilahirkan dilingkungan yang tak pernah menganggap jabatan dan uang bukan sebuah impian yang harus dicapai. 
Hidup bagiku hanya berarti jika dicintai
Menjadi guru dengan cinta
Menjadi guru dengan hati
Sampai akhirnya karena cinta itu, aku terlempar dari tempatku membangun impian
karena aku dianggap arogan
karena aku berseberangan
Tapi semua itu tak akan pernah membuat aku bersedih, bagiku kehidupan harus dijalani dengan nurani
bagiku menjadi guru adalah 
menjaga nurani



 

0 komentar:

Posting Komentar